Another great Japanese song that I want to share to you guys, lagu nya Yuuri yang judulnya Betelgeuse... buat kalian yang ga asing dengan Astronomi, pasti paham ni Betelgeuse itu apa, yap dia adalah nama bintang yang cukup terkenal karena dikenal sebagai bintang yang paling besar dan paling terang di langit malam (jika diliat dengan mata telanjang aja).
Lagu ini menceritakan tentang hubungan antar manusia yang sebenernya, secara filosofi, ga jauh beda dengan hubungan antar bintang. Suara nya mas Yuuri yang khas (kalo dengerin lagunya kalian pasti bisa langsung sadar kalo yang nyanyi tuh doi) menambah kesan "warm" dan "calming" di lagu ini, langsung deh cekidot lagunya ni
Dan berikut liriknya
Sora ni aru nanika wo mitsumetetara
Sore wa hoshi da tte kimi ga oshiete kureta
Marude sore wa bokura mitai ni yorisotteru
Sore wo naitari warattari tsunaide yuku
Saat aku menatap sesuatu di langit
Kau berkata padaku bahwa itu adalah bintang
Sama seperti kita, mereka saling berdampingan
Terkadang menangis, tertawa, dan saling terhubung
Nanjuukkai nanbyakkai butsukariatte
Nanjuunen nanbyakunen mukashi no hikari ga
Hoshi jishin mo wasureta koro ni
Bokura ni todoiteru
Saling berbenturan puluhan hingga ratusan kali
Cahaya dari puluhan dan ratusan tahun yang lalu
Pada saat bintang2 itu sendiri telah melupakannya
Cahaya itu menggapai kita
Bokura mitsukeatte taguriatte
Onaji sora
Kagayaku no datte futari da tte
Yakusoku shita
Haruka tooku owaranai Betelgeuse
Dareka ni tsunagu mahou
Kita saling menemukan, saling menarik satu sama lain
Di bawah langit yang sama
Ketika bersinar, kita melakukannya bersama
Seperti yang kita janjikan
Jauh dan jauh, Betelgeuse yang tiada akhir
Sihir yang menghubungkan satu sama lain
Bokura kata narabete toriatte
Susundeku
Tsurai toki datte nakanai tte
Chikatta darou?
Haruka tooku owaranai Betelgeuse
Kimi ni mo mieru darou inori ga?
Kita berdiri bahu membahu, bergandengan tangan
Dan bergerak maju
Bahkan disaat penuh luka, kita takkan menangis
Itulah janji kita, iya kan?
Jauh dan jauh, Betelgeuse yang tiada akhir
Kau melihat doa itu juga, iya kan?
Kioku wo tadoru tabi yomigaeru yo
Kimi ga itsudatte soko ni ite kureru koto
Marude sore wa hoshi no hikari to onaji you ni
Kyou ni naitari warattari tsunaide yuku
Setiap kali kenangan itu kembali, aku teringat
Tentang bagaimana kau selalu berada di sampingku
Hampir seperti cahaya yang terpancar dari bintang
Menangis dan tertawa dan terhubung dengan hari ini
Nanjuukkai nanbyakkai butsukariatte
Nanjuunen nanbyakunen mukashi no hikari ga
Boku jishin mo wasureta koro ni
Bokura wo terashiteru
Saling berbenturan puluhan hingga ratusan kali
Cahaya dari puluhan dan ratusan tahun yang lalu
Bahkan disaat aku sendiri telah melupakannya
Mereka akan terus menyinari kita
Bokura mitsukeatte taguriatte
Onaji sora
Kagayaku no datte futari da tte
Yakusoku shita
Haruka tooku owaranai Betelgeuse
Dareka ni tsunagu mahou
Kita saling menemukan, saling menarik satu sama lain
Di bawah langit yang sama
Ketika bersinar, kita melakukannya bersama
Seperti yang kita janjikan
Jauh dan jauh, Betelgeuse yang tiada akhir
Sihir yang menghubungkan satu sama lain
Doko made itsu made ikirareru ka?
Kimi ga fuan ni naru tabi ni tsuyogarunda
Daijoubu boku ga yoko ni iru yo
Mienai sen wo tsunagou
Sejauh apa, berapa lama kita akan terus hidup?
Aku mencoba untuk menjadi kuat setiap kali kau merasa cemas
Tenang saja, aku berada tepat di sampingmu
Mari kita hubungkan titik2 yang tak terlihat
Bokura mitsukeatte taguriatte
Onaji sora
Kagayaku no datte futari da tte
Yakusoku shita
Haruka tooku owaranai Betelgeuse
Dareka ni tsunagu mahou
Kita saling menemukan, saling menarik satu sama lain
Di bawah langit yang sama
Ketika bersinar, kita melakukannya bersama
Seperti yang kita janjikan
Jauh dan jauh, Betelgeuse yang tiada akhir
Sihir yang menghubungkan satu sama lain
Bokura kata narabete toriatte
Susundeku
Tsurai toki datte futari da tte
Chikatta darou?
Haruka tooku owaranai Betelgeuse
Kimi ni mo mieru darou inori ga?
Kita berdiri bahu membahu, bergandengan tangan
Dan bergerak maju
Bahkan disaat penuh luka, kita akan bersama
Itulah janji kita, iya kan?
Jauh dan jauh, Betelgeuse yang tiada akhir
Kau melihat doa itu juga, iya kan?
Sora ni aru nanika wo mitsumetetara
Sore wa hoshi da tte kimi ga oshiete kureta
Saat aku menatap sesuatu di langit
Kau berkata padaku bahwa itu adalah bintang
Yasss, sebagai orang yang suka belajar Astronomi (meski ga ditekunin si cuman hobby aja wakak) aku suka banget dengan liriknya, karena selain puitis dan filosofis, everything is based on science here... Kalo kalian masih bingung, coba perhatikan bait ke-2 nya, cahaya dari puluhan dan ratusan tahun yang lalu, pada saat bintang itu sendiri telah melupakannya, ia menggapai kita. Ini mengacu tentang fakta bahwa ruang dan waktu itu relatif. Apa kalian berpikir kalo waktu itu sesuatu yang mutlak? Jika iya then you are wrong, scientifically... karena waktu itu relatif.
Buktinya? Pemandangan langit malam yang kita liat setiap hari pada kenyataannya adalah pemandangan dari masa lampau, puluhan, ratusan bahkan ratusan ribu dan jutaan tahun yang lalu. Why is that so? Karena kita hanya bisa melihat karena ada cahaya, sedangkan bintang2 yang kita liat di malam hari itu kebanyakan jaraknya sangat jauh, sehingga buat satuan jaraknya kita udah gabisa lagi pake Kilometer, melainkan (dalam Astronomi pada khususnya) memakai satuan yang disebut tahun cahaya. 1 tahun cahaya adalah jarak yang ditempuh cahaya dalam waktu 1 tahun, sedangkan setiap detik aja cahaya bisa nempuh jarak hampir 300.000 km... nah bisa kalian bayangin kan betapa jauh jaraknya, terus sebelum kalian jadi puyeng dan sebelum artikel terjemahan lirik lagu ini berubah jadi modul Astrofisika, coba kita ambil contoh.
Bintang Betelgeuse (yang dijadikan judul lagu ini) berjarak kurang lebih 642.5 tahun cahaya dari bumi, yang berarti cahaya yang dipancarkan bintang Betelgeuse butuh waktu 642.5 tahun dulu baru sampe ke bumi. Jadinya? Pemandangan bintang Betelgeuse yang kita liat di malam hari adalah wujud bintang itu 642.5 tahun yang lalu. Gimana dengan bintang yang jaraknya 1000 tahun cahaya? Berarti wujud bintang yang bisa kita amati itu adalah kenampakannya 1000 tahun yang lalu... dan bagaimana dengan yang jaraknya ratusan ribu bahkan jutaan tahun? Maka meski kita hidup di saat ini, kita tetap bisa melihat pemandangan masa lalu, yang kita butuhkan hanya melihat ke langit pada saat malam hari. Bintang2 yang kita lihat tersebut adalah wujud masa lalu nya dan bisa saja bintang itu telah mati namun cahaya nya masih dapat kita lihat di masa sekarang.
Mulai make sense kaan dengan liriknya? Lanjut nih, sekarang di bagian yang bait ke-5 nih, dimana mas Yuuri mengkorelasikan kenangan2 hidup kita dengan orang lain yang tak ubahnya cahaya2 bintang yang datang dari masa lalu, yang sampai sekarang masih teringat, masih bisa kita lihat dengan jelas. Lalu tak ubahnya bintang, manusia pun saling menarik satu sama lain, mungkin tanpa kita sadari kita di-dekatkan oleh Tuhan dengan orang2 tertentu dalam hidup, diantara miliaran manusia. Bintang pun sama, meski sekilas terlihat mereka tidak pernah berpindah tempat, namun sebenernya terjadi gaya tarik-menarik antara bintang yang satu dengan yang lainnya, gaya gravitasi yang mendekatkan bintang yang satu dengan yang lain, sekaligus menjauhkan bintang yang satu dengan yang lain. Gaya yang tidak terlihat, yang tak ubahnya seperti "sihir" yang membentuk takdir mereka, layaknya kita manusia yang hidup dan berada dalam genggaman "tangan" Tuhan, seperti yang mas Yuuri implikasikan di bait ke-3.
Actually, this is another reason of why I love Japanese songs, they have a deep meaning in their lyrics, when you can understand it, then you can fully appreciate it.
Sampai bertemu di post berikutnya! Mata kondo oai shimashoo!
“Though my soul may set in darkness, it will rise in perfect light;
I have loved the stars too fondly to be fearful of the night.”
― Sarah Williams, Twilight Hours: A Legacy Of Verse
Pic reference: https://mocah.org/4516395-anime-galaxy-stars-shooting-stars-railway-crossing.html#google_vignette
Content references:
Comments